Weekly post

  • Posted by : Unknown Sabtu, 21 September 2013

    .. “Di BUNUH KARENA MEMBELA JiLBAB" ...

    Bismillah ... Peristiwa tragis menimpa seorang muslimah Mesir Rabu pekan lalu (1/7) di ruang pengadilan di wilayah timur Kota Dresden, Jerman. Marwa El Sherbini ditikam seorang pria berkebangsaan Jerman keturunan Rusia, bernama Alex W (28 tahun) sebanyak 18 kali. Serangan itu begitu tiba-tiba. Dalam hitungan 30 menit, Alex membantai Sherbini.

    Peristiwa berdarah ini terjadi pada saat Marwa tengah menghadiri sidang pertama pengajuan naik banding atas kasus yang dialaminya. Sebelumnya, Marwa mengajukan gugatan atas pelecehan Alex terhadap jilbab yang dikenakannya. Alex beberapa kali melakukan penyerangan dengan mencoba merenggut paksa jilbab yang dikenakan Marwa.

    Atas tindakan rasisnya itu, pengadilan Dresden (hanya) mendenda Alex, sebesar 730 euro atau sekitar Rp 9,85 juta.Tak puas atas putusan sidang, Alex pun naik banding. Dalam persidangan naik banding pertama itulah, Alex menyerang Marwa dan menikamnya hingga tewas.

    Sang suami yang mencoba menyelamatkan Marwa yang tengah mengandung tiga bulan itu juga tak luput dari serangan. Malangnya, sang suami mengalami luka serius akibat terkena tembakan petugas yang salah sasaran. Kini, Alex ditahan dan jaksa sedang melakukan investigasi terhadap tersangka pembunuhan itu.

    Jenazah Sherbini telah dipulangkan ke tanah kelahirannya di Mesir. Ribuan warga Mesir yang berduka, berbaris di belakang peti mati Marwa, Senin (6/7). Warga di kampung halamannya marah dengan serangan tersebut dan mengutuk respons pasif Jerman. Para peziarah berteriak, “Tiada Tuhan selain Allah dan orang Jerman musuh Allah.”

    Ribuan Masyarakat Mesir Mengikuti Prosesi Pemakaman

    Marwa tercatat sebagai dosen di Institut Teknik Genetika Universitas Monoufeya Mesir dan berada di Jerman dalam rangka studi program PhD bidang farmasi dengan beasiswa dari Max Planck Institute. Saudara lelaki Marwa, Tarek El Sherbini mengungkapkan, kasus ini menjadi pemberitaan di Jerman, karena aparat berwenang di Jerman merahasiakan insiden tersebut. Menurut Tarek, kakaknya dibunuh hanya karena mengenakan jilbab. Tarek menuturkan, “Kami hanya menginginkan hak-haknya dipulihkan, dia dibunuh karena menjalankan ajaran agama Islam.”

    Menurut Tarek, Marwa adalah saudara perempuan satu-satunya. Marwa memiliki seorang anak laki bernama Mustafa yang masih berusia 3,5 tahun dan saat dibunuh, Marwa sedang hamil tiga bulan. Sementara suami Marwa, Elwi Ali dikabarkan masih dirawat di ruang perawatan intensif di Jerman.

    Blogger asal Mesir, Hicham Maged, menulis “Mari kita bermain permainan ‘Seandainya’.” “Bayangkan jika kondisinya terbalik dan korbannya merupakan orang Barat yang ditikam dibelahan dunia manapun…” Laila Shams, ibu dari Marwa, mengatakan bahwa putrinya pernah mengatakan bahwa ia kesulitan mencari pekerjaan di Jerman karena jilbabnya. “Seseorang pernah menyarankan agar ia melepas jilbanya. Dia mengatakan ‘Tidak’,” cerita ibunya.

    Sementara itu, para pemimpin Muslim mengatakan, pembunuhan terhadap Sherbini merupakan bukti berkembangnya Islamophobia di Barat. Juru bicara Koalisi Melawan Islamophobia, Sami Dabbah mengatakan, ”Apa yang menimpa Sherbini sangat berbahaya. Kami telah mengingatkan bahwa suatu hari, kita akan melihat seorang Muslimah dibunuh karena jilbabnya.” Tidak bisa dipungkiri, kasus pembunuhan bermotif rasis terhadap Marwa al-Sherbini menunjukkan fenomena Islamofobia yang tengah menjangkiti masyarakat Barat.

    Sumber: Irib dan The Huffington Post

    Muslimah ini menjadi syahid (wafat membela agama) karena jilbab. Ke mana Muslimah lain yang tidak mengenakan jilbab (secara sempurna)? Semoga Allah meninggikan derajat Sang Syahidah Jilbab di surga. Ilahi Aamiin.

    (♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Takim"San Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan